how sad :(( :((
menyambungkan lidah aja.
tapi bukan lidah kucing ya... itu mah enak...
tempo hari baca blog nya ira, mengenai peleceha* seksua* pada anak dibawah umur.
oleh anak dibawah umur juga.
artikel tulisan ira
http://irrasistible.wordpress.com/2012/05/01/wake-up-call/,
dan follow up nya
http://irrasistible.wordpress.com/2012/05/03/follow-up/
sukses bikin hati gregetan miris, pingin nangis.
of course, baca bacain komen di blog itu, gue gak sendiri ngadepin jaman edyan ini.
banyak ibu ibu lain yang sama miris dan prihatinnya,
gue yang jadi semakin sadar, kehidupan sosial anak ngga mungkin kita hindari,
rasanya semakin campur aduk banget denger berita ini.
ngga cukup denger cerita dari ira dan tambahan sharing dari ibu ibu lain,
nyokap gue cerita tentang liputan di tv lokal tentang penculikan anak.
astagfirullah... ternyata gampang banget nyulik anak! *meremmm*
diimingi es mambo juga udah mau ikut naik motor sama penculik.
abis itu dijadiin pengemis minta minta. *facepalm sambil mewek ngeri*
terus di awal tahun kemarin, gue denger juga di radio elshinta, ada anak dilaporkan hilang,
lalu ditemukan tewas tiga hari kemudian, motor yang dikendarainya lenyap.
how sad.
tanpa pingin menambah beban buat diri gue sendiri,
dan bebanmu, wahai pembaca yang budiman,
it IS our responsibility as an adult. to take care of the young ones.
makanya begitu ada acara seminar @supermomsid tentang bahasan 'kehidupan sosial' anak,
gue ngga mikir dua kali untuk enroll.
i do think that's the least i can do to protect my children.
i do need to learn about today's environment and catch up. fast.
i need to know what's going on, why it happened, and how do we get through it.
baru nyebutin to do list nya aja udah ngos ngosan...
and this will be a starting line for the rest of my life.
tugasnya siapa lagi cobak, kalo bukan orangtua?
yang ngedidik, yang kasih tau apa yang benar dan salah.
perkara nantinya anak punya opini sendiri, tersyerahhh, bebas.
tapi ground rules are ground rules kalo menurut gue.
ada pakem pakem yang ngga boleh kamu langgar ya, nak.
jadi sori ajanih, di mata gue, mata gue loh ya... ingettt, mata gue, mripatku.
kalo ada kasus gini, mendingan diliat orangtuanya si pelaku deh.
makanya kepinginnya sih, walopun gue nanti udah tua,
dan anak anak udah remaja, gue masih bisa relate dan mengerti.
ngertiin perubahan morality dan kehidupan sosial yang mungkin makin ngga puguh.
hari ini aja, compared to 10 years ago when raised my sister,
completely different!
hari ini sebisa mungkin gue pantau informasi yang sampe ke indera anak anak gue,
bukannya ingin memenjarakan, tapi kan anak tumbuh ya...
sooner or later pasti ada saat saat dia
kalo mamah nobita bisa seenaknya biarin nobita main di bukit belakang sekolah,
i guess that luxury has gone today.
too many dangerous random people out there,
apalagi di daerah bukit gitu yah neik *serem*,
and the fact that doraemon does not exist in real life,
makes parenting even harder. phuihhh...
lucky enough, or not, anak anak gue masih kecil sekali.
gue merasa masih ada angin, untuk lebih waspada lagi.
masih ada waktu beberapa tahun untuk tanamkan nilai nilai hidup yang lurus,
yang bisa mereka pegang seumur hidupnya.
masih ada waktu juga untuk semakin biasakan mereka cerita ke gue,
terutama tentang apa yang terjadi diluar rumah.
pada titik ini, gue cuma bisa berdoa lebih banyak,
sambil terus mengasah indera gue supaya peka sama anak anak gue sendiri.
konon kabarnya, feeling ibu itu tiada duanya.
kejadian nyata ter-GONG untuk gue adalah ketika suatu hari cabut sekolah ke monas,
terus pulang ke rumah dan nyokap nanya: darimana?
padahal ngga biasanya dia nanya nanya gitu.
gue jawab dong dengan cool: dari les.
dia nanya lagi: les nya di monas?
gue bengong, terus senyum tengil: eee-eeehehehe... kok mama tau aku ke monas?
GONG *langsung sungkem*
sampe hari ini gue masih gak ngerti, apakah dia pas lagi di monas juga?
atau ada yang ngelaporin gue lagi di monas?
apa dia nyamar jadi diorama?
atau Allah tiba tiba bilang aja gitu ama dia?
lucky for me, sampe umur 30 dan jadi ibu ibu ini,
alhamdulilah ngga ada sesuatu buruk yang terjadi.
kecuali bad break up, but it doesn't count.
and i do wish, i have that strong radar towards my children.
if i letting them go out to the world is inevitable,
at least i've filled their baggages with good values and equipped myself with 'that radar'.
tapi bukan lidah kucing ya... itu mah enak...
tempo hari baca blog nya ira, mengenai peleceha* seksua* pada anak dibawah umur.
oleh anak dibawah umur juga.
artikel tulisan ira
http://irrasistible.wordpress.com/2012/05/01/wake-up-call/,
dan follow up nya
http://irrasistible.wordpress.com/2012/05/03/follow-up/
sukses bikin hati gregetan miris, pingin nangis.
of course, baca bacain komen di blog itu, gue gak sendiri ngadepin jaman edyan ini.
banyak ibu ibu lain yang sama miris dan prihatinnya,
gue yang jadi semakin sadar, kehidupan sosial anak ngga mungkin kita hindari,
rasanya semakin campur aduk banget denger berita ini.
ngga cukup denger cerita dari ira dan tambahan sharing dari ibu ibu lain,
nyokap gue cerita tentang liputan di tv lokal tentang penculikan anak.
astagfirullah... ternyata gampang banget nyulik anak! *meremmm*
diimingi es mambo juga udah mau ikut naik motor sama penculik.
abis itu dijadiin pengemis minta minta. *facepalm sambil mewek ngeri*
terus di awal tahun kemarin, gue denger juga di radio elshinta, ada anak dilaporkan hilang,
lalu ditemukan tewas tiga hari kemudian, motor yang dikendarainya lenyap.
how sad.
tanpa pingin menambah beban buat diri gue sendiri,
dan bebanmu, wahai pembaca yang budiman,
it IS our responsibility as an adult. to take care of the young ones.
makanya begitu ada acara seminar @supermomsid tentang bahasan 'kehidupan sosial' anak,
gue ngga mikir dua kali untuk enroll.
i do think that's the least i can do to protect my children.
i do need to learn about today's environment and catch up. fast.
i need to know what's going on, why it happened, and how do we get through it.
baru nyebutin to do list nya aja udah ngos ngosan...
and this will be a starting line for the rest of my life.
tugasnya siapa lagi cobak, kalo bukan orangtua?
yang ngedidik, yang kasih tau apa yang benar dan salah.
perkara nantinya anak punya opini sendiri, tersyerahhh, bebas.
tapi ground rules are ground rules kalo menurut gue.
ada pakem pakem yang ngga boleh kamu langgar ya, nak.
jadi sori ajanih, di mata gue, mata gue loh ya... ingettt, mata gue, mripatku.
kalo ada kasus gini, mendingan diliat orangtuanya si pelaku deh.
makanya kepinginnya sih, walopun gue nanti udah tua,
dan anak anak udah remaja, gue masih bisa relate dan mengerti.
ngertiin perubahan morality dan kehidupan sosial yang mungkin makin ngga puguh.
hari ini aja, compared to 10 years ago when raised my sister,
completely different!
hari ini sebisa mungkin gue pantau informasi yang sampe ke indera anak anak gue,
bukannya ingin memenjarakan, tapi kan anak tumbuh ya...
sooner or later pasti ada saat saat dia
kalo mamah nobita bisa seenaknya biarin nobita main di bukit belakang sekolah,
i guess that luxury has gone today.
too many dangerous random people out there,
apalagi di daerah bukit gitu yah neik *serem*,
and the fact that doraemon does not exist in real life,
makes parenting even harder. phuihhh...
gue merasa masih ada angin, untuk lebih waspada lagi.
masih ada waktu beberapa tahun untuk tanamkan nilai nilai hidup yang lurus,
yang bisa mereka pegang seumur hidupnya.
masih ada waktu juga untuk semakin biasakan mereka cerita ke gue,
terutama tentang apa yang terjadi diluar rumah.
pada titik ini, gue cuma bisa berdoa lebih banyak,
sambil terus mengasah indera gue supaya peka sama anak anak gue sendiri.
konon kabarnya, feeling ibu itu tiada duanya.
kejadian nyata ter-GONG untuk gue adalah ketika suatu hari cabut sekolah ke monas,
terus pulang ke rumah dan nyokap nanya: darimana?
padahal ngga biasanya dia nanya nanya gitu.
gue jawab dong dengan cool: dari les.
dia nanya lagi: les nya di monas?
gue bengong, terus senyum tengil: eee-eeehehehe... kok mama tau aku ke monas?
GONG *langsung sungkem*
sampe hari ini gue masih gak ngerti, apakah dia pas lagi di monas juga?
atau ada yang ngelaporin gue lagi di monas?
apa dia nyamar jadi diorama?
atau Allah tiba tiba bilang aja gitu ama dia?
lucky for me, sampe umur 30 dan jadi ibu ibu ini,
alhamdulilah ngga ada sesuatu buruk yang terjadi.
kecuali bad break up, but it doesn't count.
and i do wish, i have that strong radar towards my children.
if i letting them go out to the world is inevitable,
at least i've filled their baggages with good values and equipped myself with 'that radar'.
Comments
hopefully we can raise our child safely...:)