Quick read: toddlers and rules
salah satu bahasan di 'what to expect toddler years'.
satu dari dua buku kitab gue untuk parenting.
it's about what toddlers should know: living by the rules.
ini sih, note to self aja sebenernya,
karena kita emang lagi menerapkan aturan untuk bayi bayi,
walopun fokusnya masih di arka.
seperti yang suka gue ulang ulang: my ultimate parenting goal to raise a well-civilized person.
gue dan mister hens totally believe bahwa dasar dasarnya harus ditanamkan sedini mungkin.
mangkanya aku seperti mamah judes, banci aturrr sama anak anak.
nah, tips dari murkoff dan rekan rekan ini sebenernya cukup simpel kok.
a non rocket science that anyone can apply, ASAL NIAT.
kurang lebih tips nya begini.
explain your rules. make it clear and reasonable.
make your point quickly and concisely.
ketika melarang sesuatu, gue usahakan untuk jelaskan kenapa.
alasan yang masuk akal pun, terkadang harus di juggling supaya nyampe di logika berpikir dia.
semakin anak tambah gede, biasanya mereka makin pinter, bisa nanya balik penjelasan kita.
nah, gue, ibunya, musti selalu cari penjelasan rasional untuk meng-counter pertanyaan dia.
this, hopefully will build a ground of rational & analytical thinking. amin.
anak, walaupun mereka belum lancar ngomong, adalah manusia juga loh.
makanya even on kinan, gue udah mulai jelasin 'kenapa' dia ngga boleh turun naik tangga.
and on arka, dalam kasus loncat loncat dikasur.
jadi ketika dibilangin jangan loncat di kasur,
gue jelasin:
kalo loncat di kasur, kasurnya kan tinggi, nanti kalau jatuh sakit sekali.
lagian kasur kan tempat tidur, bukan tempat loncat.
emangnya mas bisa loncat sambil tidur?
make rules consistent.
ini salah satu kelemahan manusia sepanjang masa. being consistent.
personally, hundreds of times i swear i won't purchase anything online this month.
i can not keep my own words. i am being inconsistent.
tapi untung damage nya cuma seratus ribu max,
karena tergodanya cuma beli bros bros lucu untuk kerudung.
nah kalo basic rules dibikin ngga konsisten, wadowww... ngga kebayang deh damage nya.
not to mention the price we have to pay later on.
ketika gue melarang arka untuk tidak loncat loncat di kasur,
gue akan selalu melarang dia dan perintahkan untuk dia loncat loncat di lantai.
sebisa mungkin gue ngga akan diem aja.
kalo dia bilang: bawel ya mamah?
biarinnn... rule is rule!
karena once you break it, lama lama anak bisa tangkep pola inkonsistensi ini,
and later on they might enjoy testing you by asking: what's rule going to be today?
can i jump? can i climb the dining table? can i ride the bike on the living room?
gawat kannn...
repeat the rules often.
nah kan... bawel membawa berkah kan.
tapi gue rasa treatment tiap anak berbeda disini.
ada anak yang dibilangin sekali dengan sedikit shock, langsung patuh.
ada yang harus diulang-ulang, ada juga yang malah membangkang kalo diulang-ulang.
so far, sepertinya kinan is the first type.
kalo dibilangin agak keras dikit, matanya sebesar kelereng langsung menatap penuh haru,
terus bibir agak agak nekuk kebawah. sekarang ditambah matanya langsung kedip kedip.
while arka is the one yang harus dikasih contoh, contoh dan contoh.
otherwise he won't take me seriously.
namanya laki, ngga betah kaliya diomongin terus,
makanya mendingan ibu mimut langsung action.
don't make too many rules.
yes, mulut ini pasti tergoda untuk selalu ngomong: jangan ini, jangan itu, jangan lala lili.
gue masih berusaha untuk ngga terlalu banci atur dan fokus hanya sama hal hal yang terpenting.
yang terpenting karena mengandung bahaya: listrik, tangga, elektronik, benda tajam, dan sebangsanya.
on this stage baru ini aja yang bener bener gue wanti wanti berulang ulang.
i guess this works well, karena anak anak gue pada ahirnya males deket deket sama benda benda bahaya.
males diomelin maknya kaliyah...
don't expect perfect compliance.
well... to such a perfectionist bitch like me, susah yaaa...
gue pinginnya dibilangin sekali, arka langsung selalu beresin mainan & buku bukunya.
dan kinan langsung ngga tertarik main di tangga.
keadaan ideal itu emang adanya hanya di surga ya... yaiya, insya allah ntar ngerasain.
aminnn.
kalo di buku dijelaskan bahwa toddlers' curiosity and interest has superseded everything else.
makanya jangan ngarep dijelasin sekali mereka langsung angguk angguk paham & nurut.
ada waktu waktu dimana mereka akan nurut, bak doberman galak kepada cesar millan.
tapi pasti ada waktu mereka lupa sama aturan.
they're just too excited, or they're testing your limit.
when it happens, what i do?
tarik napas... jangan tarik urat leher. capek cyinnn.
fighting fire with fire won't get us nowhere.
kalo toddler lagi breaking rules, tungguin dulu sampe dia selesai berulah.
baru tanya, reconfirming my rules, make sure they remember that particular rule.
lalu buat mereka menyatakan afirmasi atas aturan tersebut.
instead of: arka! kamu harus lepas sendal sebelum masuk rumah ya *melotot lotot*
i said: mas, kalo mau masuk ke rumah kan sendalnya diluar aja, kan? lupa ya.
ayo ditaro dulu diluar sendalnya, kan kotor tadi abis jalan jalan keluar.
arka jalan jalan kemana sih emangnya?
*jongkok mungut sebelah sendal dia, and let him pick the other half*
jadi panjang ya ngomongnya?!
emmm... gue udah terima kodrat sebagai ibu & udah memaklumi kenapa ibu ibu tu bawel.
macam bartender, musti pinter juggling supaya aturan aturan yang dibuat ngga terus mengekang mereka untuk exploring.
again, for the umpteenth time. ih susah ya jadi orangtua. uhuk huk huk...
follow the rules yourself and make following rules easy.
beri contoh, contoh, contoh, contoh.
like almost everything in this universe,
we get to do good, by doing it over and over and over again.
practice makes perfect.
yang coba gue bangun adalah kebiasaan kebiasaan kecil yang anak anak bisa lakukan,
sehingga nancep dibawah sadar mereka. hehehe, inception much?
tapi bener, menurut gue,
kalo anak anak sering melakukan hal hal sepele dari sekarang,
mudah mudahan nantinya mereka akan otomatis doing it.
small things like buang sampah ke tempatnya,
supaya kalo udah bisa beli range rover sendiri, ngga kampungan buang sampah dijalan.
and small attitude magic words like thank you please and sorry.
THERE! panjang yah postinganya. mudah mudahan bergunaaa...
satu dari dua buku kitab gue untuk parenting.
it's about what toddlers should know: living by the rules.
ini sih, note to self aja sebenernya,
karena kita emang lagi menerapkan aturan untuk bayi bayi,
walopun fokusnya masih di arka.
seperti yang suka gue ulang ulang: my ultimate parenting goal to raise a well-civilized person.
gue dan mister hens totally believe bahwa dasar dasarnya harus ditanamkan sedini mungkin.
mangkanya aku seperti mamah judes, banci aturrr sama anak anak.
nah, tips dari murkoff dan rekan rekan ini sebenernya cukup simpel kok.
a non rocket science that anyone can apply, ASAL NIAT.
kurang lebih tips nya begini.
explain your rules. make it clear and reasonable.
make your point quickly and concisely.
ketika melarang sesuatu, gue usahakan untuk jelaskan kenapa.
alasan yang masuk akal pun, terkadang harus di juggling supaya nyampe di logika berpikir dia.
semakin anak tambah gede, biasanya mereka makin pinter, bisa nanya balik penjelasan kita.
nah, gue, ibunya, musti selalu cari penjelasan rasional untuk meng-counter pertanyaan dia.
this, hopefully will build a ground of rational & analytical thinking. amin.
anak, walaupun mereka belum lancar ngomong, adalah manusia juga loh.
makanya even on kinan, gue udah mulai jelasin 'kenapa' dia ngga boleh turun naik tangga.
and on arka, dalam kasus loncat loncat dikasur.
jadi ketika dibilangin jangan loncat di kasur,
gue jelasin:
kalo loncat di kasur, kasurnya kan tinggi, nanti kalau jatuh sakit sekali.
lagian kasur kan tempat tidur, bukan tempat loncat.
emangnya mas bisa loncat sambil tidur?
make rules consistent.
ini salah satu kelemahan manusia sepanjang masa. being consistent.
personally, hundreds of times i swear i won't purchase anything online this month.
i can not keep my own words. i am being inconsistent.
tapi untung damage nya cuma seratus ribu max,
karena tergodanya cuma beli bros bros lucu untuk kerudung.
nah kalo basic rules dibikin ngga konsisten, wadowww... ngga kebayang deh damage nya.
not to mention the price we have to pay later on.
ketika gue melarang arka untuk tidak loncat loncat di kasur,
gue akan selalu melarang dia dan perintahkan untuk dia loncat loncat di lantai.
sebisa mungkin gue ngga akan diem aja.
kalo dia bilang: bawel ya mamah?
biarinnn... rule is rule!
karena once you break it, lama lama anak bisa tangkep pola inkonsistensi ini,
and later on they might enjoy testing you by asking: what's rule going to be today?
can i jump? can i climb the dining table? can i ride the bike on the living room?
gawat kannn...
repeat the rules often.
nah kan... bawel membawa berkah kan.
tapi gue rasa treatment tiap anak berbeda disini.
ada anak yang dibilangin sekali dengan sedikit shock, langsung patuh.
ada yang harus diulang-ulang, ada juga yang malah membangkang kalo diulang-ulang.
so far, sepertinya kinan is the first type.
kalo dibilangin agak keras dikit, matanya sebesar kelereng langsung menatap penuh haru,
terus bibir agak agak nekuk kebawah. sekarang ditambah matanya langsung kedip kedip.
while arka is the one yang harus dikasih contoh, contoh dan contoh.
otherwise he won't take me seriously.
namanya laki, ngga betah kaliya diomongin terus,
makanya mendingan ibu mimut langsung action.
don't make too many rules.
yes, mulut ini pasti tergoda untuk selalu ngomong: jangan ini, jangan itu, jangan lala lili.
gue masih berusaha untuk ngga terlalu banci atur dan fokus hanya sama hal hal yang terpenting.
yang terpenting karena mengandung bahaya: listrik, tangga, elektronik, benda tajam, dan sebangsanya.
on this stage baru ini aja yang bener bener gue wanti wanti berulang ulang.
i guess this works well, karena anak anak gue pada ahirnya males deket deket sama benda benda bahaya.
males diomelin maknya kaliyah...
don't expect perfect compliance.
well... to such a perfectionist bitch like me, susah yaaa...
gue pinginnya dibilangin sekali, arka langsung selalu beresin mainan & buku bukunya.
dan kinan langsung ngga tertarik main di tangga.
keadaan ideal itu emang adanya hanya di surga ya... yaiya, insya allah ntar ngerasain.
aminnn.
kalo di buku dijelaskan bahwa toddlers' curiosity and interest has superseded everything else.
makanya jangan ngarep dijelasin sekali mereka langsung angguk angguk paham & nurut.
ada waktu waktu dimana mereka akan nurut, bak doberman galak kepada cesar millan.
tapi pasti ada waktu mereka lupa sama aturan.
they're just too excited, or they're testing your limit.
when it happens, what i do?
tarik napas... jangan tarik urat leher. capek cyinnn.
fighting fire with fire won't get us nowhere.
kalo toddler lagi breaking rules, tungguin dulu sampe dia selesai berulah.
baru tanya, reconfirming my rules, make sure they remember that particular rule.
lalu buat mereka menyatakan afirmasi atas aturan tersebut.
instead of: arka! kamu harus lepas sendal sebelum masuk rumah ya *melotot lotot*
i said: mas, kalo mau masuk ke rumah kan sendalnya diluar aja, kan? lupa ya.
ayo ditaro dulu diluar sendalnya, kan kotor tadi abis jalan jalan keluar.
arka jalan jalan kemana sih emangnya?
*jongkok mungut sebelah sendal dia, and let him pick the other half*
jadi panjang ya ngomongnya?!
emmm... gue udah terima kodrat sebagai ibu & udah memaklumi kenapa ibu ibu tu bawel.
macam bartender, musti pinter juggling supaya aturan aturan yang dibuat ngga terus mengekang mereka untuk exploring.
again, for the umpteenth time. ih susah ya jadi orangtua. uhuk huk huk...
follow the rules yourself and make following rules easy.
beri contoh, contoh, contoh, contoh.
like almost everything in this universe,
we get to do good, by doing it over and over and over again.
practice makes perfect.
yang coba gue bangun adalah kebiasaan kebiasaan kecil yang anak anak bisa lakukan,
sehingga nancep dibawah sadar mereka. hehehe, inception much?
tapi bener, menurut gue,
kalo anak anak sering melakukan hal hal sepele dari sekarang,
mudah mudahan nantinya mereka akan otomatis doing it.
small things like buang sampah ke tempatnya,
supaya kalo udah bisa beli range rover sendiri, ngga kampungan buang sampah dijalan.
and small attitude magic words like thank you please and sorry.
THERE! panjang yah postinganya. mudah mudahan bergunaaa...
Comments